INDUKTIF
3.INDUKTIF
-Generalisasi
? Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak belakang
dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi yang
bersifat umum yang mencakup semua fenomena – fenomena itu. Generalisasi akan
mempunyai makna penting, jika kesimpulan yang diturunkan dari fenomena tadi
bukan saja mencakup semua fenomena itu, tetapi juga harus berlaku pada semua
fenomena-fenomena lain yang sejenis yang belum diselediki.
Mengenai data atau fakta dalam pengertian fenomenal individual
tadi, selalu terarah kepada pengertian mengenai sesuatu hal yang individual.
Dalam kenyataannya data atau fakta yang dipergunakan itu sebenarnya merupakan
generalisasi juga , yang tidak lain dari sebuah hasil penalaran yang induktif.
Contoh : bila seseorang berkata bahwa mobil adalah
semacam kendaraan pengangkut, maka pengertian mobil dan kendaraan pengangkut
merupakan hasil generalisasi juga. Dari bermacam-macam tipe kendaraan dengan
ciri-ciri tertentu ia mendapatkan sebuah gagasan mengenai mobil, sedangkan dari
bermacam-macam alat untuk mengangkut sesuatu lahirlah abstraksi yang lebih
tinggi (generalisasi lagi) mengenai kendaraan pengangkut.
-Hipotesis 3 teori?
A. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary
hypothesis).
Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi
pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini digunakan juga dalam penalaran
ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer, observasi
tidak akan terarah. Fakta yang terkumpul mungkin
tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak relevan
dengan masalah
yang dihadapi. Pengumpulan fakta. Dalam penalaran ilmiah,
diantara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta
yang relevan dengan hipotesa preliminer
yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.
B.Formulasi hipotesa.
Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau
intuisi, dimana logika tidak dapat berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesa
diciptakan saat terdapat hubungan tertentu diantara sejumlah fakta. Sebagai
contoh sebuah anekdot yang jelas menggambarkan
sifat penemuan dari hipotesa, diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon ketika
Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan
seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal dengan hukum gravitasi.
C.Pengujian hipotesa.
artinya mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diobservasi
dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran).
Apabila hipotesa terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Terjadi falsifikasi(penyalahan) jika usaha
menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa, dan
bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh fakta
yang dinamakan koroborasi(corroboration). Hipotesa
yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.
Analogi? dalam
bahasa Indonesia adalah kias (Arab: Qasa=mengukur, membandingkan). Analogi
adalah suatu perbandingan yang mencoba membuat suatu gagasan terlihat benar
dengan cara membandingkannya dengan gagasan lain yang mempunyai hubungan dengan
gagasan yang pertama.
Analogi merupakan salah satu teknik dalam proses
penalaran induktif. Sehingga analogi kadang-kadang disebut juga sebagai analogi
induktif, yaitu proses penalaran dari satu fenomena menuju fenomena lain yang
sejenis kemudian disimpulkan bahwa apa yang terjadi pada fenomena yang pertama
akan terjadi juga pada fenomena yang lain.
Hubungan
kausal? Hubungan
kausal sering diartikan sebagai penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala
yang saling berhubungan, hubungan sebab – akibat (hubungan kausal) dapat berupa
sebab yang sampai kepada kesimpulan yang merupakan akibat atau sebaliknya. Pada
umumnya hubungan sebab akibat dapat berlangsungdalam tiga pola, yaitu sebab ke
akibat, akibat ke sebab, dan akibat ke akibat. Namun, pola yang umum dipakai
adalah sebab ke akibat dan akibat ke sebab. Ada 3 jenis hubungan kausal, yaitu:
(1). Hubungan sebab-akibat.
Yaitu dimulai dengan mengemukakan fakta yang menjadi
sebab dan sampai kepada kesimpulan yang menjadi akibat. Pada pola sebab ke
akibat sebagai gagasan pokok adalah akibat, sedangkan sebab merupakan gagasan
penjelas.
Contoh:
Anak-anak berumur 7 tahun mulai memasuki usia sekolah. Mereka mulai mengembangkan interaksi social dilingkungan tempatnya menimba ilmu. Mereka bergaul dengan teman-teman yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Dengan demikian, berbagai karakter anak mulai terlihat karena proses sosialisasi.
Anak-anak berumur 7 tahun mulai memasuki usia sekolah. Mereka mulai mengembangkan interaksi social dilingkungan tempatnya menimba ilmu. Mereka bergaul dengan teman-teman yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Dengan demikian, berbagai karakter anak mulai terlihat karena proses sosialisasi.
SUMBER :
http://irabieber.wordpress.com/category/paper/
0 comments: